Kamis, 22 Oktober 2015

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1437 H


SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1437 H

    Saudaraku sesama muslim, detik-detik lewat tanpa terasa, hari demi hari berlalu bagai mimpi; hampir-hampir tidak terasa, hampir-hampir tidak nyata. Hingga akhirnya kita tercekat keheranan telah bertahun kita hidup ataukah bertahun kita mimpi.
    

Siswa SDI Ummul Quro melaksanakan Kirab Muharram 1437 H
Pada Jumat Pagi, 17/10/2015.


    Sungguh Tahun Baru Hijriah 1437 sekarang ini menggamangkan hati kita. Di tengah kemelut bangsa yang berjuang terus merajut kesejahteraan dan kedamaian, waktu seperti momok besar yang angkuh, tidak mau berhenti untuk kita mempersilahkan kita beristirahat, memaksa terus melangkah seirama detak detiknya.
   
    Ekonomi sedang melemah seiring dengan rupiah yang jatuh di-K.O US Dollar. Bencana Asap tebal menutupi beberapa daerah Indonesia dari sinar matahari. Keadaan sosial negara kita adalah hidangan panas di hadapan kita sendiri, penuh hujatan, penuh tuduhan. Ya Tolihara, Ya Singkli.

    Dan Bumi sendiri saat ini dipenuhi oleh penduduk-penduduknya yang berkonflik. Timur tengah mengobarkan api peperangan yang dipastikan akan segera meluas dan menarik banyak pihak. Saat tulisan ini ditulis, Rusia tengah memamerkan akurasi serangannya kepada milisi ISIS di Syria yang membuat Amerika, yang sebelumnya terlibat di sana, harus mengambil blok yang tegas sebagai pihak yang berseberangan. Cina tengah memberi sinyal untuk memasok bantuan ke Rusia. Sepertinya perang akan besar, dan sebagaimana perang besar sebelumnya, akan sangat lama dipadamkan.

    Turki yang sebelumnya adem ayem, tiba-tiba dihentakkan sekencang-kencangnya oleh sebuah 2 bom di tengah demo damai pro kurdi. dan ini terjadi hanya 4 hari menjelang Tahun Baru Hijriah ini. Luar biasa, kita menyongsong Tahun Baru dengan tabuhan perang!. Bertahun sebelum ini, Timur Tengah memang mengalami badai peperangan. Lihatlah Irak, dulu adalah ikon negara terisolir yang survival. Sekarang luluh lantak. Daerah yang dulu melahirkan banyak Ulama Besar dan menjadikan Irak sebagai pusat magnet pengetahuan sekarang hanyalah tempat medan perang yang ditinggalkan. Apa yang dilihat adalah warisan pedihnya perang. Belum lagi Mesir, Libya, Yaman, Ya Palestina juga sedang bergejolak kembali.

   
Selasa malam, 13/10/2015, Tim Marawis SDI
Ummul Quro berpartisipasi di Acara Pawai Obor
Musholla Al Maghfiroh, Mustikasari Bekasi
Kita yang sedang dalam maqam nikmat sekarang ini memang patut bermuhasabah, melakukan refleksi. Kita mungkin sedang bermaqam nikmat saat ini, waktu luang tersedia banyak sekali tiap harinya. Maka kita memang patut memperingati Tahun Baru Hijriyah 1437. Untuk bermuhasabah betapa manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin luas, tapi ternyata tidak berpengaruh banyak untuk perdamaian dan keselamatan lingkungan Bumi. Dan kita pun meramaikannya dengan pawai, baik bersama masyarakat maupun sendiri. Untuk mengambil i'tibar dari perjalanan hijrahnya Nabi Besar Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Kota Madinah.

Rabu pagi, 14/10/2015, giliranTim Drum-
 Band yang tampil bareng Masjid 
At Taubah Jatimulya Tambun Selatan





    Peristiwa hijrah sang Nabi kita adalah peristiwa besar, penuh rintangan,
namun datangnya di Kota Yatsrib adalah rahmat, adalah nikmat. Kita peringati peristiwa tersebut semoga kita bisa juga menjadi rahmat untuk sesama sehingga dapat mengundang cinta Sang Nabi untuk kita semua amiin.

Selasa, 18 Agustus 2015

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 70 DI SDI UMMUL QURO



       
 
        Tidak mau ketinggalan dengan RT-RW-Kelurahan-maupun Kecamatan, SDI Ummul Quro pun tidak ingin ketinggalan dalam merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-70. Berbagai macam lomba pun diadakan demi memeriahkan HUT RI tersebut.

        Sebelum lomba dilaksanakan, para Siswa terlebih dahulu melaksanakan Upacara Bendera yang nasehat pembina upacaranya dikaitkan dengan Kemerdekaan Indonesia. Suatu hal yang tidak gratis didapatkan. Leluhur kita berjuang merebut kemerdekaan selama ratusan tahun. Dari generasi ke
generasi, dari pendahulu sampai ke para penerusnya. Tidak terkira derita yang dialami bangsa Indonesia. Ratusan tahun menjadi budak yang memakmurkan
Lomba Tiup Balon
para penjajahnya. Ratusan tahun melawan, tak kunjung usai tak kunjung selesai pertempuran dan peperangan dijalani. Harus merasakan sakitnya luka dan lelahnya perlawanan. Mereka bahkan meninggal dalam keadaan kemerdekaan masih cita-cita. Hingga akhirnya Kemerdekaan didapatkanpun mereka para penjajah tidak rela dan pernah berusaha merebut kembali kemerdekaan Kita, Bangsa Indonesia, namun tidak berhasil. Meskipun mereka menghanguskan Bandung, memporak-porandakan Surabaya,  dan menghancurkan banyak kota lainnya, Bangsa kita tetap gigih mempertahankan Indonesia. Sekarang Kita yang diwarisi Kemerdekaan maka hendaknya kita syukuri dan kita jaga kemerdekaan tersebut. Betapa beruntungnya kita, tidak merasakan pahitnya peperangan, derita penjajahan, atau wabah kelaparan. Oleh karenanya kita juga harus bersyukur kepada para Pejuang-Pahlawan Kita. Merekalah para Syuhada, mudah-mudahan Allah merahmati mereka dan kita semua.

Lomba Sendok Kelereng Beregu
        Selesai Upacara, barulah lomba-lomba dilaksanakan. Lomba-lomba tersebut sangat menghibur bagi para siswa baik peserta maupun penonton lomba. Jam pelajaran yang padat memang butuh diselingi dengan berbagai kegiatan agar jadwal yang ada tidak monoton. Di samping itu, para siswa diharapkan mendapatkan suasana yang berbeda di sekolah, yang juga bermanfaat untuk merelaksasi dan merefresh psikologi mereka.


Lomba Shalat Berjama'ah antar Kelas.
Yang terpenting, lewat kegiatan tersebut, para siswa diharapkan dapat menyadari arti pentingnya kemerdekaan bagi Negara dan Bangsa Indonesia, khususnya mereka. Kemudian menghargai dan menjaganya. Karena Nenek Moyang kita telah mati-matian berjuang demi kita para cucunya.

Lomba Memasukkan Paku ke dalam Botol Beregu.

Pekik Kemenangan. Indahnya dapat menikmati masa kemerdekaan.

Lomba-lomba yang bersifat motorik dapat merangsang interpersonal anak baik, koordinasi, leading, juga kompetisi.


Nah yang ini namanya Lomba memasukkan Karet ke Sedotan estafet dan beregu.

Lomba Balap Karung. Positif. Yang ndak postif itu lomba balap liar.

Lomba tiup balon beregu.

Lomba sepak bola teropong. Main bola tapi disuruh pakai teropong sambil pakai sarung lagi. Tarkam pula.

Lomba Cari Koin dalam Tepung Beregu.

Yang ini sedang tunggu giliran cari koin.

Lomba memecahkan Balon di kaki. Pikir sendiri bagaimana caranya.

Yang ini lomba joget balon.




Kamis, 30 Juli 2015

Lomba KKG PAI TP 2012-2013 Kec. Mustikajaya Kota Bekasi bertempat di SMP Daya Utama. Juara II Lomba MTQ dan Saritilawah. Juara II Lomba Kaligrafi Putra.

Lomba KKG PAI TP 2013-2014 Kec. Mustikajaya Kota Bekasi. Juara II Lomba Pidato Putri. Juara Harapan II Lomba Kaligrafi Putra. Juara Harapan III Lomba Qosidah

PINTU SETAN

Pintu Setan
 

Pintu pertama:
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah.

Pintu ketiga:
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat.

Pintu kelima:
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pinta keenam:
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
"Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya‟la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami‟ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Pintu ketujuh:
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:
Yaitu mengajak orang awam supaya ta‟ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Pintu kesembilan:
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

Pintu kesepuluh:
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu‟uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari 'aib orang lain.


SUMBER :  http://orangbijak7.blogspot.com

Kamis, 04 Juni 2015

BELAJAR KEGIATAN BELAJAR YANG BAIK



Proses belajar adalah suatu proses/kegiatan yang tidak boleh berhenti dalam kehidupan manusia. Bahkan tokoh-tokoh pendidikan Islam, telah mengemukakan bahwa proses belajar adalah proses seumur hidup, dari dilahirkan sampai dikuburkan. Oleh karenanya proses belajar adalah proses kehidupan itu sendiri.

Dewasa ini, karena memang proses pemerolehan ilmu memang telah dilembagakan lewat media sekolah dan lainnya, belajar menjadi seperti mempunyai lingkup yang sempit. Seolah hanya mata pelajaran saja, bahasa saja, matematika saja, alam saja, sosial saja, dst. Oleh karenanya kita harus mengerti bahwa seluruh kehidupan apapun itu adalah pelajaran. Yaa, bahkan sekedar bangun kesiangan saja harus dijadikan pelajaran. Bahwa kalau kita mau bangun tepat waktu, ya kita harus atur waktu. Kalau kita mau atur waktu ya berarti atur juga kegiatannya. Dan kalau mau kegiatan kita teratur yaa patuhi yang sudah diatur. Karena sekali kita mangacau, maka akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan setelahnya.

Contoh, bangun kesiangan itu tadi, maka bisa membuat kita terburu-buru. Mandi tidak sempurna, tempat tidur akhirnya tidak diberesi, sarapan ditinggalkan, sampai sekolah terlambat dan disuruh menunggu, akhirnya belajar menjadi tidak mood (laper lagi karena belum sarapan hehehe), belajar tidak mood akhirnya ilmu tidak diserap sempurna, sampai rumah lihat kasur yang berantakan karena belum dirapikan paginya tambah pusing. yah begitulah kehidupan. Semuanya adalah pelajaran.

Namun bagi para siswa tidak ada salahnya kita mengatur kegiatan belajar yang berhubungan dengan sekolah. Sekolah juga penting, dan ingat, sekolah akan sangat berpengaruh buat kehidupan kita di masa depan. Oleh karenanya penting untuk belajar, dan penting juga untuk tahu cara belajar. Karena terkadang kita belajar tetapi kurang membekas di ingatan.

Yuk kalau begitu kita baca tips belajar kegiatan belajar yang baik.

1. BERDOA SEBELUM BELAJAR
Berdoa itu penting. Bahkan sangat penting. Kita harus mengawali semua kegiatan kita dengan berdoa. Dengan berdoa, kita meminta Allah agar Allah membimbing dan mengiringi semua langkah kita. Yakinlah, bahwa semua hal baik yang kita peroleh tidak lain karena pertolongan Allah.

2. MENGATUR WAKTU DAN DISIPLIN MENJALANINYA
Hal penting yang harus kita ingat adalah waktu itu terbatas. Ya terbatas oleh apa saja. Contoh, Kita punya tiga hari persiapan belajar namun karena kita sakit dan harus istirahat 2 hari jadi kita hanya punya waktu 1 hari. Atau kita punya tiga hari persiapan belajar untuk ulangan, namun tiba-tiba hujan deras dan rumah kita kebanjiran, jadinya ya kita kan susah belajar. Oleh karenanya kita jangan sampai terlena seperti main lupa waktu dsb. Ingat waktu terbatas dan banyak hal tidak terduga akan datang mengambil waktu kita.

Atur waktu belajar dan disiplin menjalaninya. Disiplin di sini maksudnya tekun dalam menjalani dan mengulang-ulang kegiatan belajar tersebut. Tidak perlu sehari penuh isinya kegiatan belajar saja. Yang terpenting ada satu waktu di mana itu waktu khusus belajar yang rutin, selalu diulang, dan kita menjalaninya dengan tekun.

Ingat, tidak perlu harus seharian belajar. Selingi dengan kegiatan yang menghibur. Terkadang hiburan itu menyegarkan suasana hati kita, dan itu penting untuk belajar.

3. MENGATUR MATERI DAN TUGAS YANG DIPELAJARI
Jika ada tugas, kerjakan yang lebih dahulu dikumpulkan. Atau jika ada 2 tugas dikumpulkan di hari yang sama, kerjakan yang paling mudah. Ini dilakukan untuk menghindari penumpukan tugas. Karena tugas menumpuk kadang mempengaruhi suasana belajar menjadi sedikit tegang.

4. MENGATUR TEMPAT BELAJAR
Ingat, tempat belajar itu berpengaruh terhadap suasana hati kita. Masa sih?! Oh iya jelas. Coba rasakan perbedaannya, 1 hari adik belajar di kamar yang telah dirapikan, seprai mulus tidak gelombang dan lecekan, bantal bertumpuk rapi, buku-buku tertata sangat rapi tidak ada yang menumpuk tidak karuan, tidak ada baju kotor di kasur handuk di lantai, semuanya rapi. Lalu coba 1 hari adik belajar di kamar yang kasurnya berantakan, seprainya copot, bantal ke mana-mana, ada baju sekolah di lantai, kaos kaki, meja belajar berantakan sampai mau nyari pensil saja lupa karena terselip di mana. Pasti beda ya kan?!

5. MENCOBA BELAJAR KELOMPOK
Syukur jika diberi tugas kelompok oleh guru. Dengan belajar kelompok, kita tidak hanya belajar menyelesaikan tugas, tetapi juga belajar bergaul, berkomunikasi, bekerja sama, dan menerima pendapat yang lain jika ada perbedaan. Ingat, kehidupan antar sesama manusia itu sendiri adalah pelajaran. Kalau kita tidak mau mempelajarinya bisa jadi pergaulan kita dengan sesama akan kurang ideal.

6. MELATIH DIRI
salah satu tujuan belajar adalah membuat diri terlatih. Oleh karenanya, seandainyapun tidak ada tugas dari guru, maka kita harus melatih diri kita sendiri dengan materi pelajaran yang ada. Otak kita adalah ibarat otot-otot di badan kita. Kalau kita tidak pernah melatih mengangkat suatu beban maka sekalinya kita angkat beban ya ngos-ngosan. Makanya adik-adik, yuk kita latih otak kita dengan tugas. Tugas apa saja, tidak harus menulis, bahkan sekedar mengingat itu juga sudah melatih otak kita kok.

7. MENUTUP KEGIATAN BELAJAR DENGAN DOA
Terakhir kita harus tutup kegiatan belajar kita dengan doa. Kita mohon kepada Allah agar ilmu yang kita pelajari manfaat. Dan kita mohon semoga ilmu yang sudah menjadi milik tidak membuat kita sombong. Kita mohon juga supaya kita dapat berubah menjadi seperti yang diajarkan oleh Agama Islam. Percuma kita belajar tapi kita tidak jujur. Percuma kita belajar tetapi tidak terketuk melihat orang yang kesusahan. Tujuan kita belar adalah menjadi baik dan lebih baik, di sisi manusia maupun di sisi Allah.

Kamis, 16 April 2015

Nasihat Hadhrotu As-Syaikh Hasyim As'ary




10 Nasehat Hadhrotus Syeikh Hasyim Asy'ary Untuk para Santri

Dalam Kitab-nya Adabul ‘Alim wal Muta’allim, KH. M. Hasyim Asy’ari merangkum etika etika santri atau pelajar sebagaimana berikut:

Pertama, seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk. Hal itu dimaksudkan agar hati mudah untuk mendapatkan ilmu, menghafalkannya, mengetahui permasalahan-permasalahan yang rumit dan memahaminya.


Kedua, hendaknya memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat, dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.


Ketiga, hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan “menunda-nunda” dan “berangan-angan panjang”, sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan. Seorang santri hendaknya memutus sebisanya urusan-urusan yang menyibukkan dan menghalang-halangi sempurnanya belajar dan kuatnya kesungguhan dan keseriusan menghasilkan ilmu, karena semua itu merupakan faktor-faktor penghalang mencari ilmu.


Keempat, menerima sandang pangan apa adanya sebab kesabaran akan ke-serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah hikmah yang terpancar dari sumbernya. Imam As-Syafi’i Ra berkata, tidak akan bahagia orang yang mencari ilmu disertai tinggi hati dan kemewahan hidup. Tetapi yang berbahagia adalah orang yang mencari ilmu disertai rendah hati, kesulitan hidup dan khidmah pada ulama.


Kelima, pandai membagi waktu dan memanfaatkan sisa umur yang paling berharga itu. Waktu yang paling baik untuk hafalan adalah waktu sahur, untuk pendalaman pagi buta, untuk menulis tengah hari, dan untuk belajar dan mengulangi pelajaran waktu malam. Sedangkan tempat yang paling baik untuk menghafal adalah kamar dan tempat-tempat yang jauh dari gangguan. Tidak baik melakukan hafalan di depan tanaman, tumbuhan, sungai dan tempat yang ramai.


Keenam, makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar. Di antara manfaat makan sedikit adalah badan sehat dan tercegah dari penyakit yang di akibatkan oleh banyak makan dan minum, seperti ungkapan syair yang artinya:

“Sesungguhnya penyakit yang paling banyak engkau ketahui berasal dari makanan atau minuman.”

Hati dikatakan sehat bila bersih dari kesewenang-wenangan dan kesombongan. Dan tidak seorangpun dari para wali, imam dan ulama pilihan memiliki sifat atau disifati atau dipuji dengan banyak makannya. Yang dipuji banyak makannya adalah binatang yang tidak memiliki akal dan hanya dipersiapkan untuk kerja.


Ketujuh, bersikap wara’ (mejauhi perkara yang syubhat ‘tidak jelas ‘ halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal. Memilih barang yang halal seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan semua kebutuhan hidup supaya hatinya terang, dan mudah menerima cahaya ilmu dan kemanfaatannya. Hendaknya seorang santri menggunakan hukum-hukum keringanan (rukhsoh) pada tempatnya, yaitu ketika ada kebutuhan dan sebab yang memperbolehkan. Sesungguhnya Allah senang bila hukum rukhsohnya dilakukan, seperti senangnya Allah bila hukum ‘azimahnya (hukum sebelum muncul ada sebab rukhsoh) dikerjakan.


Kedelapan, meminimalisir penggunaan makanan yang menjadi penyebab bebalnya otak dan lemahnya panca indera seperti buah apel yang asam, buncis dan cuka. Begitu juga dengan makanan yang dapat memperbanyak dahak (balgham) yang memperlambat kinerja otak dan memperberat tubuh seperti susu dan ikan yang berlebihan. Hendaknya seorang santri menjauhi hal-hal yang menyebabkan lupa seperti makan makanan sisa tikus, membaca tulisan di nisan kuburan, masuk di antara dua unta yang beriringan dan membuang kutu hidup-hidup.


Kesembilan, meminimalisir tidur selama tidak berefek bahaya pada kondisi tubuh dan kecerdasaan otak. Tidak menambah jam tidur dalam sehari semalam lebih dari delapan jam. Boleh kurang dari itu, asalkan kondisi tubuh cukup kuat. Tidak masalah mengistirahatkan tubuh, hati, pikiran dan mata bila telah capek dan terasa lemah dengan pergi bersenang-senang ke tempat-tempat rekreasi sekiranya dengan itu kondisi diri dapat kembali (fresh).


Kesepuluh, meninggalkan pergaulan karena hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya di lakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan lain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak-main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran. Watak manusia itu seperti pencuri ulung (meniru perilaku orang lain dengan cepat) dan efek pergaulan adalah ketersia-siaan umur tanpa guna dan hilang agama bila bergaul dengan orang yang bukan ahli agama. Jika seorang pelajar butuh orang lain yang bisa dia temani, maka hendaknya dia jadi teman yang baik, kuat agamanya, bertaqwa, wara ‘, bersih hatinya, banyak kebaikannya, baik harga dirinya (muru’ah), dan tidak banyak bersengketa: bila teman tersebut lupa dia ingatkan dan bila sudah sadar maka dia tolong.

(Diterjemahkan dari kitab “Adabul ‘Alim wal Muta’ allim” karya KH. M. Asy’ari)

LOGO DAN PENGERTIANNYA



1. Warna dasar hijau muda melambangkan warna yang hidup dan tumbuh serta kesegaran. Artinya tempat berpijak Ummul Quro adalah kehidupan yang sesungguhnya selalu berkembang, berubah dan mengalami pembaharuan. Warna hijau adalah juga warna simbolik yang identik dengan keislaman, yang berarti bahwa yang menjadi  spirit  dan penggerak SDI Ummul Quro adalah agama Islam.

2. Tulisan SDI Ummul Quro yang melingkar melambangkan kebulatan tekad, yaitu tekad untuk selalu belajar menambah ilmu, melakukan pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah Sang Pencipta. Warna hijau tua melambangkan suatu tingkat kematangan atau kedewasaan (dalam berfikir, bersikap dan beramal secara Islami). 

3. Gambar buku terbuka berarti buku yang dibaca dan pena emas berarti menulis dengan sesuatu yang sangat bermakna. Kedua gambar itu melambangkan makna bahwa untuk dapat hidup dan berkembang maju maka kita harus belajar yang diawali dengan kegiatan membaca. Dengan membaca kita akan mendapat ilmu dan dengan ilmu kita dapat memberikan lebih banyak prestasi keilmuan, manfaat praktis (nilai) dan teknis serta warisan kebaikan bagi masyarakat dan generasi mendatang. Semua itu tentu merupakan pengabdian hidup yang layak dicatat dengan tinta emas dan diabadikan sebagai karya sejarah.

Rabu, 15 April 2015

Profil Singkat Sekolah


Kelahiran Sekolah Dasar Islam Ummul Quro dibidani oleh sebuah yayasan dengan nama yang sama. Dengan niat bakti ibadah dan sumbangsih konkrit untuk pemberdayaan masyarakat akhirnya berdirilah Sekolah Dasar Islam Ummul Quro di atas lahan seluas 1000 m2 yang terletak di Perum. Mayang Pratama Blok D1 No. 29 Kel. Mustikasari, Kec. Mustika Jaya, Kota Bekasi, Telp. 021-82614339.

Secara kelembagaan berinduk ke Departemen Pendidikan Nasional dengan nomor izin pendirian 421.2/Kep.302-Kesos/IX/2008 dan nomor izin operasional 421/2.883-Dik 1. No. Pokok Statistik Sekolah 102026512030 dan No. Pokok Sekolah Nasional 20253903.

Secara kelembagaan SDI Ummul Quro bernaung di bawah Yayasan Ummul Quro Bekasi yang didirikan pada tahun 2007 dengan akte  pendirian no. 11, akte notaries Halimah Sa’diyah, SH,M.Kn.

Pendirian SDI Ummul Quro merupakan perwujudan dari  visi dan misi sosial keagamaan yayasan dalam bidang pendidikan, yaitu untuk melakukan dakwah dan pemberdayaan masyarakat secara moril dan intelektual. Diharapkan melalui keberadaan lembaga sekolah ini, yayasan Ummul Quro Bekasi dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, khususnya bidang pendidikan, sebagaimana diamanatkan dalam perundang-undangan nasional. Lebih jauh, semoga apa yang telah dilakukan ini dapat menjadi ibadah kepada Allah SWT. Amien.

Selasa, 14 April 2015

Download Buku BSE KTSP dan Kurikulum 2013

Assalamu 'alaikum ...
Selamat Siang Rekan Kerja sekalian...

    Admin nulis ini lagi ketika cuaca ini hari sedang panas banget. Yah enaknya sih cabut ke kolam renang, nyari tempat di pojok yang agak adem, terus pesan Nutrisari es wah mantap banget pastinya.

    Cuma, karena belum bel sekolah, yah ngenet dulu sebentar. Akhirnya iseng-iseng mampir ke tempat download buku BSE. Wah ternyata banyak banget. Mungkin ribuan, kayaknya. Soalnya untuk Kelas 1 saja berapa page  yang disediain.

   Yang disediakan tidak hanya buku tingkat SD, tetapi sampai tingkat SMA. Tidak hanya kurikulum KTSP saja, tetapi Kurikulum 2013 ada juga. Silahkan yang punya waktu luang, disedot sepuas-puasnyah.

    Yah, berikut ini link-link buat download buku BSE untuk tingkat SD saja. Monggo kalau ingin lihat-lihat silahkan dikunjungi.

  1. BSE Kelas 1
  2. BSE Kelas 2
  3. BSE Kelas 3
  4. BSE Kelas 4
  5. BSE Kelas 5
  6. BSE Kelas 6
  7. BSE Kurikulum 2013
    Ini sudah hampir bel pulang, saya putuskan tidak jadi berenang, berselonjor ria sambil minum nutrisari es yang tadi bikin ngiler, tetapi langsung mau mencari tukang timun suri buat bikin es. Pasti mantap.

    Selamat istirahat rekan kerja sekalian.

Wassalam.

Wasiat Nabi Muhammad S.A.W. kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Wasiat Nabi Muhammad S.A.W. kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda : " Sebaik-baiknya manusia disisi Allah S.W.T. adalah yang paling memberi manfaat di antara mereka kepada manusia, dan orang yang paling buruk di sisi Allah S.W.T. orang yang panjang umurnya tapi buruk amalnya. Dan sebaik-baik manusia itu orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya ".

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :

Wahai Ali, orang yang celaka itu ada tiga tanda :
  1. Memakan makanan yang haram
  2. Menjauhi orang 'alim
  3. Shalatnya untuk sendiri
Wahai Ali, orang yang berbuat dosa itu ada tiga tanda :
  1. Suka membuat kerusakan ( suka mengacau )
  2. Menyusahkan hamba-hamba Allah
  3. Menjauhi petunjuk.

Wahai Ali, orang zholim itu ada tiga tanda :
  1. Dia tidak memperdulikan sesuatu yang dia makan
  2. Mengerasi orang yang berhutang kepadanya
  3. Bertindak keras kepada orang berhutang apabila dia mendapatkannya .

Wahai Ali, orang munafik itu ada tiga tanda :
  1. Jika berkata dia dusta
  2. Apabila janji dia menyalahi janjinya
  3. Apabila di amanatkan dia berkhianat. Dan tidak berguna kepadanya nasehat .

Wahai Ali, bagi orang mu'min ada tiga tanda :
  1. Bersegera dalam taat kepada 
  2. Menjauhkan segala yang 
  3. Berbuat baik kepada orang yang berlaku buruk kepadanya .

Wahai Ali,
  1. Barangsiapa makan barang yang halal, jernilah agamanya, lembut hatinya dan terbuka do'anya
  2. Barangsiapa makan barang yang subhat, keruh agamanya dan gelap hatinya.
  3. Barangsiapa makan barang yang haram matilah hatinya. menipis agamanya, lemah keyakinannya, Allah tutup do'anya dan akan mengurang ibadahnya.

Wahai Ali,
Senantiasa orang yang beriman itu tambah meningkat dalam agamanya selama ia tidak makan barang yang haram,
Dan Barangsiapa yang menjauhkan diri dari Ulama, maka akan mati hatinya ( padam cahaya hatinya ),
dan akan buta ia terhadap perkara-perkara ibadah kepada Allah S.W.T.

Wahai Ali,
Jauhilah olehmu kemaharan,
karena sesungguhnya kemaharan itu dari Syaithan,
dan dia akan menguasai dirimu ketika engkau dalam keadaan marah itu.
Jauhilah olehmu dari sumpahan orang yang teraniaya,
karena sesungguhnya Allah S.W.T. akan mengabulkan sumpah itu,
sekalipun dia orang kafir, karena kekafiran itu akan tetap pada dirinya.

Wahai Ali,
Jangan engkau banyak bergurau,
karena hal itu akan menghilangkan kewibawaanmu.
Jangan engkau suka berbohong,
karena hal itu akan menghilangkan cahayamu.
Jauhilah olehmu dua sifat, yaitu kejemuan dan kemalasan,
karena jika engkau jemu, engkau tidak akan sabar dalam menegakkan kebenaran yang haq
dan jika engkau malas, maka engkau tidak akan dapat melaksanakan kewajiban kamu yang haq

Wahai Ali, manfaatkanlah empat perkara, sebelum datang empat perkara, yaitu :
  1. Manfaatkanlah masa mudamu sebelum engkau menjadi tua
  2. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum engkau jatuh sakit
  3. Manfaatkanlah masa jayamu sebelum engkau miskin
  4. Manfaatkanlah masa hidupmu sebelum engkau datang ajalmu .

Wahai Ali, ada tiga perkara termasuk budi pekerti mulia, dari dunia sampai akhirat, yaitu :
  1. Memaafkan orang yang menzholimimu
  2. Menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya
  3. Menguasai amarah terhadap orang yang berbuat kejahilan padamu .

Wahai Ali, ada tujuh perkara, barangsiapa yang memilikinya maka sesungguhnya dia telah menyempurnakan hakikat keimanannya. Dan Pintu-pintu syurga akan terbuka baginya. Tujuh perkara itu ialah :
  1. Sempurna wudlu'nya
  2. Sempurna shalatnya
  3. Meng-infaqkan zakat hartanya
  4. Pandai mengekang hawa nafsu amarahnya
  5. Pandai menjaga lidahnya
  6. Selalu memohon ampun atas dosa-dosanya
  7. Pandai memberi nasehat dan membimbing ahli keluarganya .

Wahai Ali, empat perkara yang barangsiapa memilikinya, Allah akan sediakan baginya bangunan yang khusus di Syurga, yaitu :
  1. Melindungi anak yatim
  2. Menasehati orang dhaif
  3. Melindungi serta menyayangi kedua orang tua
  4. Lemah lembut kepada pembantu-pembantunya 
Sumber : http://himpunan-aidid.org.

Senin, 13 April 2015

Tentang Eskul Marawis

Sekilas Eskul Marawis SDI UMMUL QURO

    Eskul Marawis SDI Ummul Quro digagas pertama kali pada Tahun Pelajaran 2012-2013. Gagasan tersebut muncul karena pada tahun pelajaran tersebutlah SDI Ummul Quro akan melaksanakan akreditasi untuk pertama kali semenjak didirikannya pada tahun 2006. Dalam kurun 6-7 tahun perjalanannya, SDI Ummul Quro memang baru mengadakan drumband sebagai eskul yang sifatnya musikal. Nah, kebetulan karena dalam penyambutan assessor dibutuhkan pengisi acara, wal hasil keluarlah ide untuk mengadakan eskul marawis. Jadi bisa dibilang, kalau akreditasi waktu itu adalah yang membidani kelahiran eskul Marawis SDI Ummul Quro. Dan sepanjang perjalanannya, Eskul Marawis hanya mengalami 1 kali pergantian pelatih
   
   
Penampilan Eskul Marawis pada saat Akreditasi
Dulu pada masa akreditasi, Pelatihnya adalah Pak Abdul Rasyid dari Kecamatan Rawalumbu. Beliau adalah salah seorang alumni salah satu pesantren di Propinsi Jawa Barat yang sangat terkenal marawisnya. Lewat sentuhannya, para anggota marawis yang baru saja dibentuk dapat berlatih dan tampil apik maksimal. Itulah yang terjadi jika pelatih yang hebat bertemu dengan bibit pemain yang hebat (kebetulan banyak para anggota marawis yang juga anggota eskul drumband, jadi memang telah terlatih). Sayang, Pak Abdul Rasyid tidak dapat melanjutkan melatih marawis SDI Ummul Quro karena terbentur dengan waktu.
   
    Eskul Marawis kemudian di perjalanannya, sempat vakum sekitar 1 semester, sampai akhirnya Bapak Kepala SDI Ummul Quro bertemu dengan Pak Hamid Rizkillah. Beliau berdua sebenarnya kenal sudah lama sejak awal tahun 2012an. namun baru pada awal 2013 lah Bapak Kepala SDI Ummul QUro diberitahu oleh seorang kawannya bahwa ternyata Pak Hamid juga seorang Pelatih Marawis.

    Di tangan Pak Hamid, akhirnya Eskul Marawis melanjutkan kisah hayatnya. Sampai akhirnya, di tahun 2013 bulan Nopember dilaksanakan lomba Pentas PAI oleh MGMP PAI Kec. Mustikajaya. Di sana, meskipun tidak dilombakan marawis, dilombakan juga bidang tabuh Rebana. Bapak Kepala SDI Ummul Quro mengerti bahwa para anggota eskul marawis butuh jam terbang dan pengalaman maka didaftarkannyalah mereka pada lomba tersebut dan Bapak Kepala Sekolah segera membeli 1 set alat Rebana. Namun, karena bukan bidangnya dan sebentarnya sosialisasi lomba dan waktu latihan, mereka cuma mendapat Juara Harapan 3.

   


Penampilan eskul marawis pada waktu menjadi juara 1.
Barulah di tahun 2014, di hajatan yang sama, ternyata diperlombakan Bidang Marawis. Dan ini memang salah satu yang dibidik oleh sekolah untuk menjadi juara dan ternyata benar. Di ajang tersebut Sekolah berhasil memenangkan Juara 1 Lomba Marawis, di samping sekolah juga mendapat Juara 1 Lomba Pidato Putra dan Juara Harapan 1 Lomba Pidato Putri. Sayangnya, Lomba Marawis tidak dilanjutkan ke Tingkat Kota. Di tahun yang sama, mereka juga diminta untuk mengiringi Pawai Lomba MTQ Tingkat Kota Bekasi yang kebetulan Kecamatan Mustika Jaya menjadi tuan rumah atas gelaran Akbar tersebut.

    Semoga Eskul Marawis SDI Ummul Quro dapat terus berkiprah min yaumina hadzaa ilaa yaumi an Nahdhah. Amiin.

ABSEN ALBUM DAN DENAH DUDUK PESERTA US/UN LENGKAP DENGAN FOTO OTOMATIS DI EXCEL

ADMINISTRASI US/UN LENGKAP
ABSENSI PESERTA DAN ALBUM PESERTA
PLUS DENAH DUDUK LENGKAP DENGAN FOTO OTOMATIS
DALAM FORMAT EXCEL

     Kegiatan US/UN adalah agenda rutin tahunan yang dilaksanakan setiap sekolah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena ini merupakan hajatan nasional tentu tidak bisa dong melaksanakan dengan asal-asalan gaya tarkam.

    Kalau gelaran US/UN datang, sudah pasti TU sekolah yang paling repot ngurusin adminsitrasinya, bahkan sering terpaksa nyari warung buat konsumsi pengawasnya (bahkan, sekali lagi, harus bikinin kopinya sekalian haha.). Padahal sang TU telah begadang semalaman suntuk gara-gara urusan siap padamu negeri dan dapodik yang trafficnya sibuk dan sering hang. Apalagi modemnya panas bin koneksi lemot, pasti sang TU yang merangkap operator bangun dengan muka penuh koyo plus bau minyak kayu putih. (Ya Allah, begitu menderitanyakah bila menjadi operator sekolah).

    Oleh karenanya, di sini admin ingin menshare sebuah file excel, yang Insya Allah berguna buat para Panitia US/UN, yaitu file Administrasi yang tidak hanya berisi Absen tetapi juga Denah Duduk Peserta lengkap dengan Foto Otomatis-nya!




    Cara pakai file nya mudah, ente tinggal insert aja foto siswa, seperti pada gambar di bawah ini :


    Nah, kalau sudah diinsert di tempat yang disediakan, langsung saja menuju sheet denah duduk dan kita bisa lihat kesesuaiannya seperti pada gambar di bawah ini :

   
    
    Dari pada nempelin tuh foto peserta satu-persatu, kelamaan! Dah gitu tangan lengket karena lem. Mendingan coba pakai file ini, Insya Allah mudah dan memudahkan hehehe. Modalnya hanya file *.jpg para peserta dan printer warna, langsung capcus.

    Bagi yang pengen silahkan tuliskan ente punya email baik sekolah maupun pribadi di tempat komentar, entar ane kirim via emai yang tertulis.

Minggu, 12 April 2015

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN






Perkembangan kurikulum di Indonesia memiliki catatan sejarah yang cukup panjang. Perkembangan kurikulum di Indonesia dapat dilacak bahkan hingga ke zaman kemerdekaan maupun periode revolusi setelahnya. Dunia pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan maupun tehnologi, dinamika sosial politik, dsb.

Pada masa penjajahan, Belanda telah membuka pendidikan di negeri ini. Jauh sebelumnya, terdapat banyak catatan sejarah, bahwa banyak anak bangsa yang belajar di jazirah Arab maupun negeri Hadramaut yang kembali ke tanah air membuka pemondokan bagi mereka (baca: santri) yang ingin menuntut ilmu. Meskipun demikian, pada periode tersebut tak banyak yang dapat dicatat mengenai kurikulum nasional. Hal ini wajar, karena istilah kurikulum sendiri adalah istilah yang relatif  lebih belakangan muncul, karena penggunaannya secara masif di Indonesia baru terjadi di tahun 50an. Itupun merupakan kata serapan yang belum ditemukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut tenar pada tahun 50 lantaran pada masa itu sudah banyak akademisi Indonesia yang merupakan lulusan ‘barat’.


BAB II

KERANGKA TEORI






Sebelum melangkah lebih jauh dalam pembahasan makalah ini, tentu ada baiknya jika sedikit banyak dibahas terlebih dahulu apa itu kurikulum. Hal ini secara tehnis akan membawa kita sampai kepada salah satu pokok bahasan, yaitu mengapa sampai suatu kurikulum diadakan pengembangan. Atau dalam bahasan makalah ini, apa yang menjadi landasan perkembangan kurikulum di Indonesia.

1.    Kurikulum

Kata ‘kurikulum’, merupakan kata yang relatif muda. Kata tersebut belum terdapat pada kamus Webster edisi tahun 1812. Barulah pada tahun 1856, kata tersebut dimasukkan ke kamus Webster sebagai salah satu leksikonnya. Kata tersebut didefinisikan sebagai “A course in general ; applied particulary to the course of study in a university”. Jadi pada waktu itu pengertian kurikulum baru sebatas sejumlah mata kuliah tertentu yang harus diambil pada suatu jurusan di universitas.

Seiring dengan perkembangan tehnologi maupun ilmu penge-tahuan, maka istilah kurikulum mengalami perkembangan pengertian. Sudah banyak para ahli yang memberikan pandangan mengenai apa yang kita kenal sebagai kurikulum saat ini, di antaranya adalah:

a.  J. Galen Taylor dan William M. Alexander dalam buku curriculum planning for better teaching and learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai “segala usaha untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah”.

b.  Harold B. Albertycs dalam reorganizing the high school curriculum (1965), memandang kurikulum sebagai “all school”. Seperti halnya dengan definisi Taylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan diluar kelas, yang berada dibawah tanggung jawab sekolah.

c.  William B Ragan, dalam buku modern elementary curriculum (1966) menjelaskan arti kurikulum dalam arti luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah  tanggung jawab sekolah. Yang tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode pembelajaran, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.

d.  J. Lloyd Trump dan Dalmes F. Miller dalam bukunya secondary school improvement (1973) juga menganut definisi kurikulum yang luas, menurut mereka kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.

e.  Alice Mile juga menganut dalam bukunya changing the curriculum : a social process (1946) mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik, dan personalia. Definisi nya tentang kurikulum  sangat luas mencakup bukan hanya pengetahuan, kecakapan, kebiasaan-kebiasaan, sikap, aspirasi, cita-cita serta norma-norma, melainkan juga pribadi guru, kepala sekolah serta seluruh pegawai sekolah.




2.    Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan jantung pendidikan. Hal ini dikarenakan kurikulum merupakan landasan operasional kegiatan pendidikan. Kehidupan di lembaga pendidikan baik itu sekolah maupun perguruan tinggi merupakan kehidupan yang dirancang berdasarkan kurikulum. Oleh karenanya maju-mundurnya dunia pendidikan bergantung salah satunya kepada penyusunan kurikulum.

Pengembangan potensi peserta didik menjadi kualitas yang diharapkan didasarkan pada kurikulum. Proses belajar yang dialami peserta didik di kelas, di sekolah, bahkan di luar sekolah dikembangkan berdasarkan apa yang direncanakan kurikulum. Kegiatan evaluasi untuk menentukan apakah kualitas yang diharapkan sudah dimiliki oleh peserta didik dilakukan berdasarkan rencana yang dicantumkan dalam kurikulum. Oleh karena itu kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol aktivitas pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas apalagi jika tidak ada kurikulum sama sekali maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang maksimal.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.

1.        Landasan filosofis

Filsafat berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapai manusia,  termasuk masalah pendidikan. Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang, di antaranya filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Lebih, ada 5 pemikiran filosofis yang menjadi acuan pakar pendidikan dalam menyusun kurikulum yaitu:

a.  Perrenialisme; yaitu pemikiran yang memfokuskan kajiannya pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

b.  Essensialisme; yaitu pemikiran yang memfokuskan kajian pemikirannyanya pada pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

c.  Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.

d.  Progressivisme menekankan pada pentingnya menghormati perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

e.  Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lebih lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Rekonstruktivisme lebih jauh mene-kankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.

Masing-masing aliran filsafat di atas memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri. Oleh karenanya, dalam praktek pengem-bangan kurikulum, para ahli cenderung mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai keunggulan tiap-tiapnya sembari merumuskan titik temu yang berwujud pada kurikulum yang sudah dikembangkan.

2.        Landasan Psikologis

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar.

3.        Landasan Sosial-Budaya

Salah satu tugas lembaga pendidikan adalah membekali peserta didik dengan segala hal yang dibutuhkannya ketika pada akhirnya dia nanti terjun di masyarakat. Oleh karenanya lembaga pendidikan haruslah memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Setiap lingkungan masyarakat memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat masing-masing. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Maka menjadi tugas pendidikan untuk memperkenalkan sekaligus menanamkan nilai-nilai sosial-budaya yang positif karena peserta didik pada dasarnya lahir, tumbuh, dan menemukan jati dirinya/status sosial dirinya di masyarakat.

4.        Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi harus diakui telah mengubah hidup manusia. Ilmu pengetahuan dan tehnologilah yang pada akhirnya menjadi pembeda antara satu periode dengan periode lainnya dalam babak sejarah kehidupan manusia. Sebagaimana tehnologi sederhana telah membedakan zaman logam dan zaman batu.

Dan pengaruh perkembanga ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Oleh karenanya, suatu kurikulum haruslah melihat perkembangan ini untuk dapat menyiapkan peserta didik yang tidak gagap terhadap kemajuan tehnologi dan informasi.




BAB III

PEMBAHASAN





Sepanjang sejarah perjalanan Negara Indonesia, dunia pendidikan nasional di negeri ini telah beberapa kali mengalami pengembangan/perubahan kurikulum. Perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan informasi mau tak mau harus disikapi secara terbuka. Pun perubahan sosial, budaya, maupun arus politik termasuk pergantian menteri dan kebijakannya telah memberikan andil dalam perubahan kurikulum di Indonesia.

Semenjak Indonesia memproklamirkan kemerdakaannya pada tahun 1945, tercatat setidaknya ada empat kali pergantian kurikulum (sembilan dalam versi lain). Kesemuanya akan dibahas satu persatu dalam bab ini.

1.   Kurikulum 1947 (Rentjana Pembelajaran)

Kurikulum yang lahir dua tahun setelah Kemerdekaan RI. Pada waktu itu, istilah kurikulum belumlah tenar, bahkan istilah leer plan yang merupakan Bahasa Belanda yang berarti rencana pembelajaran lebih terkenal ketimbang istilah kurikulum.

Semangat kemerdekaan maupun perang revolusi sangat terasa pada muatan kurikulum waktu itu. Oleh karenanya kurikulum 1947 sangat mengutamakan pembentukan karakter manusia yang berdaulat, anti kolonialisme, dan kesejajaran antar bangsa.

Namun demikian, sebagian ahli berpendapat bahwa kurikulum 1947 baru diaplikasikan secara sempurna pada tahun 1950. Karena pada tahun tersebutlah kurikulum 1947 menemukan bentuknya yang secara pokok terlihat pada adanya pengaturan daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya. Di samping mengutamakan pembentukan karakter materi pelajaran kurikulum ini juga dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, juga perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2.   Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai 1952)

Rencana Pelajaran Terurai merupakan kurikulum penyempurna kurikulum sebelumnya (Rencana Pelajaran 1947). Kurikulum 1952 telah lebih memerinci setiap mata pelajaran.

Kurukulum 1952 tetap mempertahankan segi kontekstualitas di mana materi pelajaran haruslah berhubungan dengan hal-hal setiap hari. Secara praktis, satu mata pelajaran dipegang/diajar oleh satu orang guru.

3.  Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan 1964)

Kurikulum 1964 adalah kurikulum pendidikan yang direlease di masa-masa terakhir pemerintahan Presiden RI yang pertama; Ir. Soekarno. Se-bagaimana yang sudah lalu, kurikulum ini pun merupakan sistem kurikulum yang dibuat untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Ciri khas kurikulum 1964 adalah bahwa setiap muatan pelajaran diprogramkan untuk dapat mengembangkan apa yang disebut sebagai pancawardhana atau lima daya yaitu daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.

4.  Kurikulum 1968 (Rencana Pendidikan 1968)

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

5.  Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 1975 menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

1. Berorientasi pada tujuan.

2. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.

3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.

6. Kurikulum 1984 (Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA))

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992.

Ciri-ciri kurikulum CBSA adalah:

1. Berorientasi pada tujuan instruksional

2. Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

3. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)

4. Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang dibebankan pada peserta didik.

5. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.

Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.

Ciri-ciri kurikulum 1994 adalah sebagai berikut:

1.  Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.

2.  Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

3.  Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

4.  Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.

5.  Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

6.  Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

7.  Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

8.  Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.

9.  Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998 juga diikuti dengan kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi peru-bahannya lebih pada menambal sejumlah materi.

8.  Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Kurikulum 2004 atau yang lebih terkenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum di mana setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.

Ciri-ciri kurikulum 2004 adalah sebagai berikut:

1. Menekankan pd ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.

9. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

Ciri-ciri mendasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 adalah sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

6. Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi – misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya.



BAB IV

PENUTUP




Jelaslah sudah dari paparan paragraf-paragraf sebelumnya bahwasannya kurikulum merupakan jantungnya pendidikan. Kurikulum merupakan landasan operasional lembaga maupun dunia pendidikan. Oleh karenanya, kurikulum menentukan maju mundurnya dunia pendidikan suatu negara.

Atas dasar itu, para ahli pun menyusun kurikulum yang menjadi landasan proses kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di ruang kelas, baik sasarannya tenaga kependidikan maupun peserta didik dengan memper-timbangkan banyak faktor seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sosial budaya, dsb.

Namun, ada kalanya pergantian kurikulum bersifat politis. Dunia pendidikan nasional tidak terlepas dari hal yang demikian. Karena sejarah mencatat pergantian menteri turut berperan dalam pergantian kurikulum.

Yang terbaik adalah jika pergantian kurikulum mengikuti apa yang menjadi landasan pengembangan kurikulum sebagaimana telah dibahas sebelumnya pada bab II. Bahwa kurikulum perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak menjadi teks yang terasing bagi kegiatan belajar mengajar ataupun dunia pendidikan keseluruhan.








DAFTAR PUSTAKA



Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nasution. 1999. Asas – asas kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara

Syarief. A. Hamid. 1993. Pengembangan Kurikulum, Pasuruan: Bauna Indah

Sukmadinata, Nana Syaadih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

___________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya

Ansyar, Mohammad dan Nurtei. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Dirjen Dikti.

Karyadi, Benny dan Ibrahim. 1996. Pengembangan Inovasi dan Kurikulum Modul 1 – 6. Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algerindo.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. 1996. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No.XX Tahun 2003 mengena
i Sistem Pendidikan Nasional.

Previous Post

PPDB SDI Ummul Quro Tahun Pelajaran 2021-2022

Most Viewed